Selasa, 29 Juni 2021
Puisi “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” Karya Taufiq Ismail
Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn., M.Hum. Lahir
di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958 adalah seorang penulis
dari generasi baru di sastra Indonesia.
Beberapa buku karyanya adalah Atas Nama Malam, Wisanggeni—Sang
Buronan, Sepotong Senja untuk Pacarku, Biola tak
Berdawai, Kitab Omong Kosong, Dilarang Menyanyi di
Kamar Mandi, dan Negeri Senja. Salah satu karyanya yang hendak
dikupas ialah puisi yang berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”.
Sebuah puisi yang menceritakan tentang
ketidakbijakan pemerintah dalam mengatur hukum dan keadilan di negara Indonesia.
Tergambarkan dengan 2 perbandingan negara yaitu Amerika Serikat dengan
Indonesia. Banyak sekali terlintas perbedaan yang cukup besar dan sangat
membuat negara Indonesia jatuh tersungkur atas kepemimpinannya. Puisi yang terdiri
dari 4 bagian dengan kepadatan kata maupun kalimat seolah memang sudah terjadi
kenyataan di negara sendiri. Dua tokoh yang disebutkan yaitu anak lokal dan
anak luar negeri dengan nasib berbeda karena perbedaan wilayah pemerintahan.
Pada bait pertama, berawal dari tokoh utama
(aku) yang sangat bangga menjadi anak revolusi kemudian tertindas dengan
keadaan negeri yang semakin gila. Sedangan seorang tokoh Thomas Stone kini
menjadi orang yang berendidikan tinggi dengan pensiunan perwira tinggi membuat
tokoh (aku)semakin merunduk akan prestasinya. Kemudian pada bait kedua dijelaskan
bahwasannya tokoh (aku) mulai bergejolak akan kekacauan yang meraja lela di
negeri snediri, hukum yang tak adil membuat masyarakat sengsara dan menyesali
diri dengan keputus-asaan dan berkata “malu aku jadi orang Indonesia. Pada bait ketiga, tergambar jelas ketidak
adilan dan deskriminasi terjadi oleh pemerintah kepada masyarakat untuk menentukan
kebijakan tanpa mempertimbangkan sebab dan akibat yang terjadi setelahnya. Hak masyarakat
dalam menerima keadilan dan keamanan seolah-olah direnggut oleh pembesar. Keputusan
pengadilan dijadikan penyalahgunaan kekuasaan dalam memimpin. Lemahnya penegakan
hukum sehingga membuat jatidiri tokoh (aku) hilang.
Puisi tersebut sangat sesuai dengan
keadaan sekarang, walaupun sudah tertulis dari beberapa tahun yang lalu. Rangkaian
kata dan kalimat yang mudah dipahhami mampu membuat orang awam senang untuk
membacanya. Topik politik sesuai jika diperbincangkan saat ini karena sedang
lagi hangat-hanyanya ketidakadilan dalam pemerintah.
Untuk
melihat dan mengunduh puisi yang berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang
Indonesia” Taufiq Ismail, dapat diakses di laman
berikut ini: http://kepadapuisi.blogspot.com/2013/07/malu-aku-jadi-orang-indonesia_295.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Eksistensi Perempuan Pada 5 Cerpen Karya M. Shoim Anwar
Cerpen pertama yang berjudul “Sorot Mata Syaila”, menceritakan sebuah peristiwa kasus korupsi uang negara yang dilakukan oleh tokoh yang b...
-
Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn., M.Hum. Lahir di Boston , Amerika Serikat , 19 Juni 1958 adalah seorang penulis dari generasi baru d...
-
Saat ini mengemis telah menjadi sebuah profesi pada semua kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa. Apalagi akibat terdampak virus Covid ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar