Pria
kelahiran 24 Juni 1941 ini diberi gelar sebagai “Presiden penyair Indonesia”. Menurut para
seniman di Riau, kemampuan Soetardji laksana rajawali di langit, paus di laut
yang bergelombang, kucing yang mencabik-cabik dalam dunia sastra Indonesia yang
sempat membeku dan membisu setelah Chairil Anwar pergi.
Sebuah puisi karya Sutadji
Calzoum Bachri yang berjudul “Idul Fitri” ini menggambarkan seorang yang sedang
dalam keadaan bertaubat atas kebiasaan masa lalu yang kelam yaitu menjadi
pemabuk. Dalam Islam,
meminum minuman yang memabukkan adalah dosa besar. Khamr atau minuman keras
(alkohol) merusak moral para peminum dan bahkan menjerumuskan mereka ke dalam
kerusakan moral yang paling dalam karena alkohol benar-benar menghilangkan akal
pikirannya. Kini
ia mulai merasakan penyesalannya dengan cara bertaubat memohon ampunan dan
memperbaiki diri secara terus menerus tanpa henti sebagai penebus dosa di masa
lalunya. Rasa bersalah dan penyesalan
muncul dari dalam dirinya sehingga menjadi proses evaluasi diri dan refleksi
diri.
Indahnya suasana
Ramadhan menjadi jalan hidayah yang dirasakan oleh seorang tokoh yang
digambarkan pada puisi tersebut dengan menjalani kehidupan yang lebih baik di
dunia ini dan di masa depan. Sholat malam, wirid siang malam, menanti malam
lailatul qadar dengan hati ikhlas dalam usaha dalam mencapai kemenangan. Usaha yang
tidak setengah-setengah mampu membuat ia sadar dan menyambut Idul Fitri dengan
hati dan batin yang bersih. Ia berkeyakinan bahwa setelah
menjalankan ibadah puasa Ramadan, dosanya diampuni dan menjadi suci, sama
dengan memastikan bahwa seluruh amal puasanya telah diterima oleh Allah, dan
menjadi penghapus terhadap semua dosa yang ia lakukan sebelumnya, baik dosa
besar maupun dosa kecil.
Dari puisi tersebut, banyak
hikmah yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah menjemput hidayah itu
perlu untuk kembali ke jalan yang benar. Bahasa yang lugas, sederhana dan mampu
dipahami semua kalangan menjadikan puisi tersebut menjadi suatu bentuk
instropeksi diri kita semua. Sebuah judul “Idul Fitri” mungkin diambil sebagai
bentuk penggambaran kemenangan seorang pemabuk yang bertaubat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar